Sejarah Hidup H.O.S. Tjokroaminoto: Pemimpin Abadi Sarekat Islam. Ki Suratman melalui buku berjudul Tut Wuri Handayani (1980) menafsirkan semboyan Tut Tut Wuri Handayani yang dicetuskan Ki Hajar Dewantara, sebagai berikut: “Secara harafiah, tut wuri berarti mengikuti dari belakang, tetapi tidak melupakan anak didik dari pengawasan.

Bagian depan topi menggunakan logo Tut Wuri Handayani. Pengadaan pakaian seragam sekolah sendiri menjadi tanggungjawab orang tua atau wali peserta didik. Namun begitu pemerintah, pemerinta daerah, sekolah, dan masyarakat dapat membantu pengadaaan pakaian seragam sekolah dengan memprioritaskan peserta didik yang kurang mampu secara ekonomi.
Lengkap juga dengan nama sekolah, logo tut wuri handayani, alamat, kode pos, email, dan juga website sekolah jika ada. Isi, berisikan judul dengan font besar dan bold agar gampang untuk dibaca. Pendahuluan, berisikan latar belakang penyusunan laporan serta beberapa tujuan yang ingin tercapai.

Inilah semboyannya yang terkenal, “Ing ngarsa sang tulada, Ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani.”. Artinya adalah di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, dan di belakang memberi dorongan. Semboyan ini dapat dimaknai dengan guru yang mampu menjadi teladan jika di depan murid. Selain itu, dapat membangkitkan niat untuk maju

Cara membuat logo Tutwuri handayani menggunakan pen tool dengan cara manual trace tanpa menggunakan ellipse tool, rectangle tool, dan polygon tool
Sebagian besar masyarakat Indonesia agaknya sudah tidak asing dengan semboyan ‘tut wuri handayani’ di kalangan pendidikan. Semboyan tersebut dibuat oleh Ki Hajar Dewantara dan selalu diterapkan olehnya dalam sistem pendidikan. Dalam bahasa jawa, semboyan itu secara utuh berbunyi: Ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri
. 418 315 407 466 495 207 22 482

logo tut wuri handayani smk png